Elektabilitas PSI Naik di Tengah Badai Hengkangnya Kader Top, Efek 'Ngurusin' Anies?

Jum'at, 16 Desember 2022 | 18:12 WIB
Elektabilitas PSI Naik di Tengah Badai Hengkangnya Kader Top, Efek 'Ngurusin' Anies?
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, saat berkunjung ke Kantor Suara.com di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga survei terus mengeluarkan hasil elektabilitas terkait tokoh hingga partai politik jelang Pemilu 2024. Tak terkecuali Center for Political Communication Studies (CPCS) yang baru merilis hasil survei terbaru mereka terkait kepercayaan publik terhadap parpol di tengah manuver.

Hasilnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) justru mengalami kenaikan elektabilitas, meski sangat tipis. Kenaikan itu cukup mengejutkan, mengingat partai yang dipimpin Giring Ganesha tersebut sedang diterpa 'badai' berupa hengkangnya kader-kader top mereka.

Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, PSI mencatat kenaikan elektabilitas sebesar 0,2 persen, yakni dari 5,6 persen menjadi 5,8 persen.

Sementara itu, Partai Demokrat menorehkan lonjakan elektabilitas yang signifikan. Partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu berhasil mendapatkan 7,5 persen elektabilitas, setelah sebelumnya hanya mendapat 5,6 persen.

Baca Juga: Ketum Giring Ganesha Bakal Mengungkap Alasan Sebenarnya Rian Ernest Cs Mundur dari PSI

"Di tengah turunnya elektabilitas banyak partai-partai politik, Demokrat dan PSI justru mengalami kenaikan," papar Direktur Eksekutif CPCS, Tri Okta dalam keterangan hasil survei di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Hal berbeda justru dialami oleh PDI Perjuangan. Partai Megawati Soekarnoputri tersebut mengalami penurunan elektabilitas, dari 19,5 persen menjadi 18,8 persen. Walau begitu, PDIP tetap bertengger di peringkat pertama.

Penurunan kepercayaan publik juga dialami oleh Partai Gerindra. Partai berlambang burung Garuda itu harus puas berada di posisi kedua, setelah mengalami penurunan elektabilitas dari 13,2 persen menjadi 11,6 persen.

Menurut Okta, hasil survei itu mencerminkan belum ada perubahan signifikan dalam setahun terakhir. Pasalnya, PDIP dan Gerindra masih menjadi partai unggulan.

Begitu pula dengan partai lain, seperti Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca Juga: Tuding Kader Mundur dari PSI Timbulkan Konflik, Giring: Dia Harus Introspeksi Diri!

Adapun dinamika juga terjadi di partai-partai oposisi. Contohnya PKS yang sempat mengalami elektabilitas pada Agustus 2022, namun kini kembali turun.

"Ada faktor lain, di mana Demokrat dan PKS tengah berebut posisi memimpin dalam Koalisi Perubahan untuk pencapresan Anies Baswedan," tambahnya.

Okta juga mennyoroti kebijakan Gerindra yang mengusung Prabowo secara resmi, namun belum mengumumkan pasangan capres yang bakal diusung bersama PKB.

Begitu pula dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dipimpin Golkar atau PDIP yang masih terlihat sabar, serta memilih tidak bersikap buru-buru.

Berbeda dengan Partai NasDem yang menjadi satu-satunya partai yang berani mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024 pilihan mereka.

Mengenai kenaikan elektabilitas PSI, bisa diduga karena aksinya yang berani mendeklarasikan Ganjar sebagai capres 2024 mereka. Pemilihan itu sendiri tidak mengejutkan, mengingat selama ini PSI kerap melayangkan kritik tajam kepada Anies, bakal capres.

Sejauh ini, belum ada partai ataupun koalisi lain yang secara resmi mengusung Ganjar Pranowo, meskipun dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah tersebut semakin menguat di sejumlah partai.

"Langkah PSI paling awal mendukung Ganjar bisa menjadi terobosan bagi partai-partai lain untuk mempertimbangkan figur Gubernur Jawa Tengah tersebut sebagai capres," ujar Okta.

Adapun survei CPCS digelar pada 1-8 Desember 2022 dengan melibatkan 1.200 responden yang mewakili 34 provinsi dengan wawancara secara tatap muka.

Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI